Prasangkaku, Cermin Kondisi Hatiku

Prasangka..

Pernahkah engkau memiliki prasangka?

Tentu, dan pasti semua orang pernah berprasangka. Entah itu prasangka baik maupun buruk. Ya, selalu. Prasangka selalu menyelimuti kehidupan, saat kita memohon dan berharap pada Sang Maha Cinta, bukankah prasangka baik yang kita kedepankan? saat kita berjumpa, berinteraksi dengan siapa saja, bukankah khuznuzhon-prasangka baik-positive thinking yang selalu kita utamakan?

Hati itu, kadang ia sedang perlu ditengok,

Saat kita merasa sapaan bukan lagi sapaan,

Senyuman bukan lagi senyuman,

Kehangatan yang dibuat-buat,

Saat kita rasakan kekeringan –saat bertemu dengan seseorang-

Seperti ada yang disembunyikan –yang tak terkatakan- lalu hati ini mulai bertanya-tanya, hati yang lemah ini langsung berprasangka yang bukan-bukan..

Apakah, ia sedang marah padaku?

Tak sukakah akan kehadiranku?

Apakah ada yang salah dengan diriku?

Aku ini siapa, tak pantas bertanya-tanya, sedang dia..

Adakah yang harus kuperbaiki, tuturku, lakuku, penampilanku?

Lalu muncullah prasangka-prasangka itu. Begitu cepat, hebat merambat. Sampai-sampai tergoncang jiwa ini… sudut-sudut mata mulai pancarkan air bening yang tanpa diminta mengajukan diri untuk membasahi pipi. Wanita, oh wanita.. dicipta dengan perasaan yang penuh dengan kepekaan..

Prasangka, oh prasangka..

Prasangka baik tak apa, lanjutkan saja..

Namun prasangka buruk? Meskipun pada beberapa hal boleh, -untuk selektif dalam memilih dan bertindak- , jangan diteruskan. Tolonglah…

Lalu, jika prasangka buruk yang menguasai hati, bukankah kecemasan dan kegelisahan yang terjadi? Hati.. kasihan dia jika harus menahan beban lagi.. biarkan ia tenang dengan kebahagiaan..

Ya. Terkadang kita terbelenggu oleh pikiran kita sendiri, terkadang kitalah yang berlebih-lebihan… padahal, yang terjadi sebenarnya bukan seperti prasangka kita. –hanya perasaan kita saja- kembali meluruskan niat, seperti status sore ini –sekedar berbagi-

Niat itu..
harus senantiasa diluruskan,
karena kita tak menjamin niat di detik pertama bertahan di detik kedua..
Niat, biarkan ia lurus, jangan biarkan ia berombak, keriting, atau bahkan kribo..
lurus saja, lurus saja 🙂

inspirasi sore: setiap orang itu baik, terkadang anggapan dan penilaian kita-lah yang terlalu berlebihan 🙂
semua menyayangimu 🙂

Ya. Bukankah fitrah manusia –Allah ciptakan dalam kondisi bersih dan baik? Ya, semua manusia itu dasarnya baik.. dan jika kau merasa ada yang tak beres dengan temanmu, apalagi ia saudaramu, sahabat, kawan akrabmu sehari-hari, yang sering kau temui, kejanggalan-ketidakhangatan-seperti ada yang disembunyikan-dan sejuta prasangka lainnya memenuhi dirimu, bukanlah ia yang harus kau tegur, namun dirimu sendiri yang harus kau tanyai..

Hati ini..

Sedang bersih, atau sebaliknya?

Jika bersih, sebersih apa? Sudah dibasuh tilawah berapa lembar? Hidupkah tahajudmu hari ini? Berjamaahkah subuhmu? Khusyukkah dhuhamu?

Ya. Prasangka itu dari diri ini sendiri, maka yang perlu terus diperbaiki tentu diri yang hina ini..

Ingatkan aku jika aku bertingkah aneh dan salah jalan ya :’)

Mataharipun tlah bersinar dihidupku
Hilang satu persatu kecemasanku trauma hidupku
Bila kuingat semua yang pernah terjadi
Biar biarlah saja tak mau aku terbelenggu

Aku bisa tegar karena-Mu
Bisa berpikir hidup ini indah
Meski tertatih terhempas-hempas
Namun kucoba bertahan

Terima kasih tlah membuatku kuat
Sampai detik ini kumampu tersenyum
Kutak mau hidup dimasalalu
Jalan hidupku masih terbentang panjang

(Syaamiil)

 

Kuatkan kami Ya Rabbi, tuntun kami dalam jalan lurusMu, bersihkan jiwa ini, apabila ada noda-noda: prasangka buruk, riya’, ujub – singkirkanlah..

Dekatkan kami selalu padaMu..

 

@rizkismile1