FIK Pulang Ashar FBS Pulang Magrib

OSPEK hari ke-3 (21/8), hingga magrib Stage Tari FBS masih riuh oleh acara pembagian kaos dari panitia. FBS baru dipulangkan pukul 17.58, molor setengah jam dari jadwal. Acara yang memang direncanakan sampai sore ini akhirnya semakin sore karena kendala lapangan yang menyebabkan penutupan ospek fakultas melewati waktu magrib. Erna, maba dari prodi Pendidikan Seni Kerajinan menyampaikan kekecewaannya dengan pulang yang molor, apalagi masih harus kumpul gugus. Ada maba yang pulang ke Kalasan baru bisa sampai rumah pukul 22.00. Pihak panitia Ospek FBS menyampaikan permintaan-maafannya atas pelaksanaan yang tidak sesuai jadwal.

Ospek FE selama tiga hari ospek memiliki jadwal yang berbeda, namun selalu molor. Kemaren maba dipulangkan pukul 16.30. Dari panitia menyampaikan hal ini disebabkan kondisi lapangan, antara lain juri yang memberi komentar terlalu lama, penyampaian intruksi panitia yang banyak, dan karena solat duhur. Keterbatasan tempat solat dan banyaknya jumlah maba menyebabkan solat duhur memakan waktu lama.

Di juknis, harusnya maba FMIPA pulang pukul 16.00, tapi kemaren ospek berakhir pukul 05.00. Panitia tidak menyampaikan alasan keterlambatan ini, namun mereka berusaha untuk tidak memulangkan maba terlalu sore. “Dari birokrasi tidak mengizinkan maba pulang terlalu malam.” ungkap Murtini, salah satu panitia OSPEK FMIPA UNY 2013. “Soalnya maba nanti bisa kecapekan dan harus mengerjakan penugasan hari berikutnya. Takutnya di jalan ada apa-apa misalnya kecelakaan, kalu pulangnya malam.” tambah Ika Dewi, pemandu OSPEK FMIPA.

Di tempat lain, Panitia ospek FIP selama tiga hari konsisten memulangkan maba pada pukul 05.15 (kurang-lebih), termasuk pada hari ke-3 kemaren. Sedangkan di FT, pukul 17.00 sudah tidak ada maba di area ospek fakultas.

Maba FIS pulang setelah pukul 17.00, tapi sampai magrib masih di Taman Pancasila, karena mempersiapkan pentas setiap gugus dan menunggu giliran cap di stan UKM. “FIS sampai sekarang (red. 18.37 WIB) belum bubar, karena ada penugasan pencarian cap UKM. Yang agak beda, ada beberapa gugus ditemani oleh pemandunya,” ungkap Anton, pemandu FIS. Pemandu FIS menemani dan mengawasi mabanya karena sempat ada yang sesak napas dan dapat perawatan dari P3K seadanya.

FIK terbilang paling on time, karena sekitar pukul 16.00 maba sudah dipulangkan. Pak Sumaryanto yang ditemui saat melakukan inpeksi ke halaman Studen Center menyampaikan bahwa ini sudah menjadi budaya di FIK. “Ditempat kami itu sudah biasa. Pulang ya pulang, apapun dikondisikan. Jangan dianggap otoriter, tapi ini soal kekompakan. Kalau agenda tidak selesai sesuai rencana, harus dievaluasi.” Ungkap beliau. Bapak yang sekarang menjabat sebagai Wakil Rektor III ini mengakui bahwa ada pengawasan ketat dari birokrasi di FIK.

Perbedaan waktu kepulangan ini dikarenakan jadwal ospek hari ke-3 sepenuhnya dipegang panitia fakultas. Jika dua hari sebelumnya setiap fakultas memulangkan maba dengan waktu yang relatif sama karena menyesuaikan jadwal ospek universitas dan jadwal dari panitia FK UKM, tapi hari ketiga kemaren semua kebijakan ditentukan oleh masing-masing fakultas. “Ini sebenarnya ranahnya fakultas.” Kata pak Sumaryanto, berbeda dengan dua hari sebelumnya yang berjalan sukses tanpa keos.

“Pola yang membuat maba pulang malam jangan dibiasakan,” tambah pak Sumaryanto. Jadwal acara dan sarana yang tidak disesuaikan dengan jadwal solat, membuat kebanyakan maba tertinggal waktu solat, bahkan sebagian maba akhirnya memilih untuk tidak solat. Hal ini tentu merugikan maba, karena menghilangkan hak maba untuk beribadah sesuai kepercayaannya dengan nyaman. Selain itu, kepulangan yang terlalu sore membuat maba kehilangan haknya untuk beristirahat. Apalagi setelah pulang, maba masih terbebani dengan persiapan ospek hari selanjutnya dan penugasan mencari cap UKM hingga malam hari. Sebaiknya memang panitia sudah mempertimbangkan dan merencanakan semua hal terkait dengan jadwal acara ospek, serta berusaha semaksimal mungkin untuk konsisten terhadap jadwal yang telah direncanakan.

Terkait penugasan pencarian cap UKM di halaman SC, kemaren sore Bapak Sumaryanto menyampaikan kritiknya. Beliau mengatakan bahwa stan UKM kurang kondusif, terlihat maba berjubel di depan stan, dan wilayah parkir di sekitar stan tidak rapi dan tidak aman. Menurut beliau, perlu dilakukan analisis lagi terhadap hal ini, apakah disebabkan karena sarana yang kurang atau disebabkan oleh manajemennya, salah satunya pemilihan lokasi dan waktu yang kurang tepat.

Menanggapi hal ini, Beti selaku panitia stanisasi perwakilan dari UKM KSR menjelaskan bahwa panitia sudah mengusahakan stan yang layak. Namun banyak hal yang tidak mendukung. Salah satunya adalah terbatasnya dana, bahkan panitia akhirnya membuat kebijakan iuran Rp 100.000,- untuk setiap UKM yang ingin mengikuti stanisasi. Sempat diusulkan untuk tidak menggunakan stan tapi maba langsung diarahkan ke sekretariat masing-masing UKM. Hal ini juga dapat menjadi ruang bagi maba untuk lebih mengenal Student Center. Namun karena beberapa alasan salah satunya keamanan sekretariat, kebijakan ini belum bisa diterapkan. Terkait waktu, Beti menyampaikan bahwa pihak FK UKM sudah mengusahakan mengadakan open house sebelum ospek yang mengundang maba, tapi kenyataannya hanya segelintir maba yang hadir. Open House ini menjadi tidak efektif untuk mengenalkan SC kepada maba.

Pak Sumaryanto memberi janji untuk membantu pendanaan penyewaan tenda dari dana kemahasiswaan. Namun mempertimbangkan jalannya ospek yang sudah berlangsung 2 hari dan kondisi yang cukup sibuk, sepertinya hal ini tidak akan dilakukan. Kondisi ini akan menjadi catatan evaluasi untuk OSPEK UNY tahun depan.

(Rep: all reporter fakultas: Ayu, Nur, Anggi, Rizki, Yusuf, Yuni, Aulia, Misbah, Eka. ed: Wulan Bila)